Jumat, 18 Februari 2011

I Want You Call Me Oppa (part 1)

Hye Na’s POV
Apa salahku pada tuhan
Kenapa dia membuat hidupku seperti ini
Apa salahku pada tuhan
Sampai ia mengambil orang-orang yang aku sayangi
Apa salahku pada tuhan
Sampai aku hanya bisa menangis
Ah,
Apa salahku tuhan
Aku hanya ingin bahagia
Walau itu hanya sehari
Apa salahku tuhan
Apa yang telah ku perbuat padamu
Seperti biasa aku hanya bisa tersenyum pahit melihat tulisan yang ada di depan mataku, tulisan yang mungkin setiap hari kutulis, tulisan yang setiap hari kutangisi, tulisan yang mungkin membuatku gila walau itu hanya beberapa kalimat, tulisan yang sangat ku benci, tulisan yang penulisnya bahkan tidak tahu apa sebenarnya tujuannya untuk hidup.
Yah, inilah ku perempuan paling lemah didunia ini, jujur aku bahkan sangat membenci diriku, kenapa aku melakukan semua ini padahal, diluar sana ada ratusan juta orang yang menangis karena kelaparan tapi, aku hidupku lengkap dengan berbagai fasilitas yang kumiliki hanya saja aku tidak punya sesuatu yang sangat kuharapkan menjadi milikku yang setiap saat kubayangkan akan kembali padaku, sesuatu yang bahkan aku tidak tahu bagaimana cara menggapainya, sesuatu yang bahkan ingin kutukar dengan segala harta kekayaan yang aku miliki kalau saja aku kau bisa memberikannya aku akan menukarnya dengan apa pun yang kau inginkan, sesuatu yang ah,....... kenapa begitu sulit untuk menggapaimu, kenapa aku tidak bisa memilikimu, kenapa aku hanya bisa melihat orang lain merasakannya, kenpa hanya aku yang merasakan ini semua, kenpa hanya aku yang harus menatap kosong kejendela kamarku setiap saat, kenapa hanya aku yang menangis ketika semua orang tertawa ?
Sesuatu yang sulit ku dapatkan itulah “K E B A H A G I A A N”.
Kenapa dikepalaku ini terdapat beribu-ribu pertanyaan yang tidak bisa kujawab dan orang lain jawab ? kenapa hanya Tuhan yang bisa menjawabnya kenapa kenapa dan kenapa ?. Ini adalah hari yang sangat menyakitkan bagiku hari dimana aku kehilangan orang-orang yang aku sayangi, tapi kenapa mereka semua pergi di hari yang sama, hari ulang tahunku. Apakah aku adalah pembawa sial bagi mereka semua. Hari ini adalah perayaan kematian orang tuaku yang ke-5, hari perayaan kematian adikku ‘Hye Jin’ yang ke-6, hari perayaan kematian namjachinguku yang ke-2 ‘Taemin’.
Aku merindukan mereka semua, aku.........., tiba-tiba dari belakang aku merasa ada seseorang memegang pundakku
“Oppa,.....” Kataku pada oppaku. Oppaku bernama ‘Minho’, ini adalah kesekian kalinya Minho oppa mendapatiku sedang menangis dalam diam. Minho oppa bukanlah kakak kandungku dia adalah kakak dari namjachinguku Taemin tapi, dia adalah satu-satunya orang yang kupunya sekarang. Aku sangat menyayangi Minho oppa, aku menyayanginya sepertinya kakakku sendiri dan aku sangat menyayangi Minho oppa bagiku sekarang tidak ada orang lain selain Minho oppa, Minho oppa ‘Saranghae’.
Oh yah, aku ini cerewet sekali yah, aku bahkan sampai lupa memperkenalkan diriku sendiri. Perkenalkan namaku Kim Hye Na, sekarang aku berumur 17 tahun. Aku adalah anak dari seorang ayah dan ibu yang mempunyai satu perusahaan besar yang bernama ‘Miracle’s Group’, sebuah perusahaan besar yang bergerak dibidang finance, perbankan, alat-alat lektronik sampai makanan dan minuman atau bahan-bahan rumah tangga lainnya perusahaanku ini berada di Seoul, Korea Selatan, tapi aku tidak akan menceritakan tentang perusahaanku tapi aku kan menceritakan tentang hidupku.
“Hye Na, ayo kita berangkat sekarang !” Kata Minho oppa mengagetkanku.
“Oppa, kita mau kemana ?” Kataku padanya seraya mengapus air mata dipipiku.
“Bukankah kita akan pulang ke Seoul, Korea, besokkan penobatanmu. Kau ingatkan Hye Na ?” Kata Minho oppa.
“Andwe oppa, aku ingin disini saja. Aku tidak ingin pulang ke Seoul, aku pasti tidak akan sanggup berda disana.” Kataku pada Minho oppa.
Minho oppa hanya terdiam mendengar kata-kataku barusan. Mianhae oppa aku tidak bermaksud menolak ajakan oppa hanya saja Seoul, salah satu kota terkenal dan tersibuk di dunia yang menyimpan beraneka macam keindahan tapi, bagiku Seoul tidak lebih dari sebuah kota terindah dan terjahat yang pernah aku tinggali, bagaimana tidak dikota itu semua orang yang kusayangi pergi meninggalkanku untuk selama-lamanya.
“Hye Na, oppa tau kau sangat sedih tapi, kau harus tetap hidup dan menjalankan apa yang sudah menjadi takdirmu dan tanggung jawabmu. Oppa tau kau sangat sedih dan sangat membenci kota itu tapi apakah kau ingat apa yang dikatakan oleh kedua orangtuamu dalam surat yang diberikan kepadamu dan kata-kata Taemin sebelum pergi meninggalkanmu untuk selama-lamanya serta keinginan terakhir Hye Jin.” Kata Minho oppa.
Kata-kata itu......
Dalam surat yang kuterima orangtuaku menginginkan aku untuk mengolah perusahaan mereka ketika berumur 17 tahun.
Kata-kata terakhir Taemin untukku adalah.....
“Yeojachinguku tersayang, jangan menangis ! Hye Na suatu hari nanti aku ingin melihatmu bahagia dan tersenyum bersama seorang pria yang paling kau cintai dan menikah dengannya, tapi sebelum itu aku ingin kau tetap berada di Seoul karena kau ingin terus melihatmu, walaupun itu hanya dari kejauhan. Hye Na SA.......RANG..........HAE.” Kata Taemin sembari menutup matanya untuk selama-lamanya.
Sedangkan Hye Jin menginginkanku menjadi penerus appa dan ammaku menjadi ‘President Directur Miracle’s Group’ dan dia juga ingin melihatku menikah di Seoul. Permintaan adikku memang cukup aneh tapi, dari semua permintaan adikku, dia hanya ingin aku tetap berada di Seoul.
Aku merasa sangat aneh kenapa mereka semua menginginkanku tetap di Seoul, ada apa sebenarnya dengan Seoul, ada apa dengan kota itu, entahlah aku tidak tahu.
“Ne, oppa. Aku akan pulang ke Seoul hari ini, oppa akan ikutkan ?” Kataku pada Minho oppa. Minho oppa lalu tersenyum bahagia.
“Ne, Hye Na, aku akan ikut denganmu pulang ke Seoul hari ini !” Kata Minho oppa dengan wajah yang sangat senang.
“Oppa apa aku boleh meminta 2 permintaan ?” Kataku pada Minho oppa.
“Sure. What’s that ?” Kata Minho oppa dalam bahasa Inggris yang membuatku tersenyum.
“Kenapa oppa jadi berbahasa Inggris ?” Kataku padanya.
“Hye Na sekarangkan kita berada di Inggris, so we must speak in English. Hahahahaha” Katanya.
“Hahahahaha oppa sudahlah, oppa kalau sudah di Seoul nanti aku ingin melanjutkan sekolahku dan satu hal lagi ?” Kataku padanya. Mendengar kata sekolah raut wajah oppa langsung berubah.
“Hye Na apa kau yakin ingin bersekolah lagi ? andwe oppa tidak akan mengijinkanmu bersekolah !” Katanya padaku.
“Aku yakin oppa, sangat yakin ! oppa tolong biarkan aku untuk bersekolah oppa, kumohon !” Kataku dengan wajah memohon pada oppa.
“Tapi, badanmu kau kan....” Kata Minho oppa yang langsung kupotong.
“Aku janji tidak terulang lagi peristiwa waktu itu, tapi ijinkan aku bersekolah lagi ya oppa ! please!” Kataku memohon padanya.
“Baiklah, tapi kau akan sekolah di sekolahku ! Arasso !” Kata Minho oppa.
“Terserah yang penting aku bisa bersekolah lagi yey. Tapi, masih ada satu hal lagi...!” Kataku padanya.
“Apa lagi, jangan bilang kalau kau ingin melakukan hal-hal konyol” Katanya seraya melihat ekspresi wajahku dengan seksama.
“Bukan, aku hanya ingin oppa terseyum !” Kataku dengan sangat hati-hati.
Mendengar kata-kataku oppa kaget, lalu aku melihat sebuah senyuman diwajahnya senyum yang sangat kurindukan selama ini, ia lalu menarikku ke dalam pelukanya dan berkata
“Aku tau kalau hari ini adalah hari yang sangat menyedihkan bagimu dan oppa tidak akan menyuruhmu untuk berhenti menangis tapi, aku ingin kau menangis saat ini melepaskan semua yang selama ini membebanimu semuanya, semuanya Hye Na menangislah.” Kata Minho oppa padaku.
Lalu tanpa ku sadari airmataku mengalir begitu saja, tanpa dapat kutahan aku menangis dalam pelukannya melepaskan semua yang membebaniku, menceritakan semua hal yang ingin kuceritakan padanya.
******
Minho’s POV
Akhirnya, setelah sangat lama aku menunggunya untuk kembali ke Seoul, aku akhirnya berhasil membujuknya untuk pulang kembali ke Seoul. Seoul adalah kota yang sangat ia benci, kota yang membuatnya menderita selama 2 tahun lamanya tapi, kota itu adalah salah satu kota yang sangat kucintai dan akhirnya aku berhasil membawanya pulang ke kota ini.
Perjalanan dari New York ke Seoul membutuhkan waktu yang sangat lama. Pada perjalanan kali ini entah mengapa aku sangat senang sampai-sampai aku bahkan tidak bisa tidur dalam perjalanan kali ini mungkin karena wanita disampingku ini, wanita yang membuatku bisa tersenyum sepanjang hari. Hye Na satu-satunya semangat hidupku untuk tetap terus berjuang dan tidak pernah berpikiran aneh untuk mengakhiri hidup ini, Hye Na wanita yang mengajarkanku tentang arti kehidupanku, wanita yang mengajrkanku apa itu cinta dan arti cinta, Hye Na adikku yang paling kusayangi meskipun aku tidak tahu apakah ia juga menyayangiku ? tapi, aku tidak peduli akan hal itu yang penting aku tetap bisa melihatnya tersenyum itu adalah yang paling membahagiakan bagiku.
“Hye Na, ayo bangun kita sudah sampai.” Ucapku padanya, seraya membangunkannya aku menatapanya. Ah, adikku ini memang cantik, ah bukan sangat cantik.
”Huaa......! apa kita sudah sampai ?” Katanya padaku. Ia lalu mengusap wajahnya dengan kedua tangan mungilnya.
“Ne, ini tissu basah, cepatlah pak Jun telah menunggu kita dibandara !” Ucapku.
“Baik oppa.” Kataku pada Minho oppa. Akhirnya, aku kembali pulang ke Seoul tempat yang dulunya menjadi tempat yang paling kubenci didunia ini namun, hari ini aku kembali ke tempat ini. Ah, Seoul semoga kau bisa merubah apa yang terjadi dulu. Aku berharap hal itu.
Setelah turun dari pesawat hal pertama yang kulihat adalah sebuah mobil berwarna hitam yang telah terparkir manis tepat dihadapanku didepannya ada seorang kakek yang kira-kira berusia 60 tahun, kakek itu membengkukkan badannya kepadaku dan Minho oppa seraya mengucapkan
“Selamat datang kembali nona Hye Na dan tuan muda Minho.” Kata kakek itu lalu membuka pintu mobil dan mempersilahkanku dan Minho oppa untuk masuk.
“Terima kasih pak Jun.” Kata Minho oppa. Aku dan Minho oppa lalu bergegas masuk kedalam mobil dan mobil pun melaju seraya membawaku dan Minho oppa menembus kota Seoul yang sangat ramai pada malam hari ini.
******
Hye Na’s POV
“Nona Hye Na, ayo bangun sekarang sudah pagi nona Hye Na.” Kata seseorang yang kudengar berteriak dari luar. Sekarang sudah pagi tapi, kenapa aku bisa ada diruangan ini dan lagi ruangan apa ini. Aku lalu mengedarkan pandanganku keseluruh ruangan ini tapi, ada perasaan aneh ketika aku melihat kesekeliling kamar ini, ruangan ini tampaknya tidak asing bagiku, ruangan ini adalah..........kamarku. Tidak mungkin tapi, kenapa letak semua benda di kamar ini masih sama seperti 6 tahun lalu bahkan semua benda di dalam kamar ini tidak ada yang berubah. Aku segera berlari keluar kamar dengan tergesa-gesa, bahkan hampir saja aku terjatuh di tangga kalau tidak ada tangan yang menahanku dan menarikku.
“Hye Na, kau harus hati-hati !” Aku lalu berbalik pada orang yang telah menolongku ternyata Minho oppa.
“Oppa, kenapa aku bisa ada di kamarku ?” Kataku padanya setelah menyeimbangkan kembali badanku.
“Oh, semalam kulihat kau tertidur didalam mobil aku jadi tidak tega membangunkanmu jadi aku menggendongmu saja ke dalam kamarmu.” Kata Minho oppa lalu menggandeng tanganku menuruni tangga dan membawaku ke meja makan.
“Tapi, oppa ada yang aneh ?” Kataku.
“Apa yang aneh ?” Kata Minho oppa lalu menarikanku kursi makan dan menyuruhku untuk duduk disalah satu kursi makan.
“Kamarku tidak pernah berubah sejak aku meninggalkannya 6 tahun yang lalu.” Kataku padanya dan membalik piring didepanku.
“Oh, hal itu. Aku yang menyuruh pak Jun agar tidak mengubah apapun yang ada didalam kamarmu, aku hanya menyuruh mereka untuk membersihkannya.” Kata Minho oppa padaku lalu mengambilkanku roti dan menaruhnya diatas pringku.
“Kau mau selai coklat kan ?” Kata Minho oppa padaku dan menaruh selai coklat di samping piringku.
“Ne, oppa. Oh iya oppa kapan aku akan sekolah ? aku sudah tidak sabar.” Kataku dengan semangat.
“Hye Na apa kau yakin akan melanjutkan sekolah kau kan bisa sekolah dirumah kan ada program home schooling aku akan mencarikanmu guru yang paling pintar di Seoul.” Kata Minho oppa dengan wajah yang penuh kekhawatiran.
“Oppa aku ingin bersekolah bukan karena aku ingin menjadi anak yang pintar tapi, karena lebih dari itu aku ingin mempunyai teman. Oppa kan tahu sendiri aku ini tidak punya teman karena tubuhku yang lemah dan lagi karena aku ini Kim Hye Na pewaris tunggal dari Miracle’s Group banyak orang yang malah menjauh dariku karena mereka berpikir kalau aku ini tidak sederajat dari mereka padahal aku sama sekali tidak peduli akan hal itu mau mereka miskin ataupun kaya, cantik ataupun jelek, pintar atau bodoh aku tidak peduli yang penting mereka mau menjadi temanku.” Kataku dengan wajah yang menunduk aku tidak mau Minho oppa melihatku menangis lagi.
“Baiklah, aku akan menuruti permintaanmu tapi, sesuai dengan perjanjian kita kau akan tetap bersekolah disekolahku kan oke.” Katanya sambil memegang pundakku.
“Benarkah ? iya aku akan bersekolah disekolah oppa tapi, aku akan sekolah kan ?” Kataku dengan wajah yang sangat senang.
“Ne, ayo cepat makan sarapanmu aku akan mengajakmu berkeliling kota Seoul dan mengajakmu pergi keperusahaan disana kau akan dilantik dan aku juga akan mengajakmu kesekolah tempat kau bersekolah nanti dan kau bisa melihat sekolah itu. Oke.” Kata Minho oppa.
Aku segera menghabiskan makananku dan bergegas mandi. Aku sudah tidak sabar ! akhirnya Minho oppa mengijinkanku juga untuk bisa sekolah. Minho oppa kamsahammida dan saranghae sudah menjagaku selama ini. Selesai mandi dan berpakaian aku bergegas untuk turun dan menemui Minho oppa yang sedang membaca buku diruang tengah. Tanpa sadar aku memperhatikan oppaku ini, Minho oppa memang tampan bahkan sangat tampan meskipun dia bersikap dingin kepada semua cewek tapi, Minho oppa adalah alasan terbesarku saat ini untuk terus bertahan hidup.
“Ya sampai kapan kau mau memandangiku seperti itu ? jangan-jangan kau jatuh cinta padaku yah ?” Ucapnya padaku. Lalu tertawa melihat tingkah anehku tadi.
“Ah oppa aku tidak memandangmu aku hanya sedang........memperhatikan buku apa yang sedang kau baca.” Kataku dengan wajah malu.
“Oh ! ayo kita berangkat sekarang jangan sampai kita terlambat.” Kata Minho oppa sambil menarik tanganku untuk naik ke mobil.
Aku dan Minho oppa lalu bergegas menuju mobil sedan hitam yang berada dihadapan kami dan mendorongku masuk kedalam mobil.
“Oppa kenapa dibelakang, didepan, dan disamping kita ada mobil sedan yang sama ?” Kataku kaget setelah melihat sekelilingku.
“Oh, hal itu ! Hye Na kau kan pewaris tunggal Miracle’s Group jadi, kau taulah kalau kau pasti akan dilindungi apalagi kau ini masih sangat muda jadi, kau butuh perlindungan ekstra !” Kata Minho oppa menatapku.
“Apa ???? tapi, kenapa oppa tidak memberitahukanku hal ini dan kenapa waktu di New York dulu aku tidak dilindungi ekstra seperti ini ?” Kataku dengan wajah kaget, soalnya ini kan pertama kalinya aku dilindungi seekstra ini.
“Oh iya, dulu kau kan tidak merasakan secara nyata, dulu kau juga dilindungi seperti ini hanya saja secara sembunyi dan pasti kalau kau tahu hal itu kau akan sangat marah iya kan ? tapi, mulai sekarang kau harus membiasakan diri seperti ini dan satu hal lagi kau tidak boleh membantah karena mereka akan menjagamu 24 jam setiap harinya untuk menjaga keselamatanmu. Arasso ?” Kata Minho oppa padaku.
“Ne, oppa tapi, aku punya satu syarat mereka tetap boleh menjagaku dan mengikutiku tapi, bisakah mereka melakukan hal yang sama seperti waktu aku di New York dulu. Maksudku bisakah mereka menjaga dari jauh saja oppa kan tahu kalau aku ini bukan lagi anak kecil sekarang umurku sudah 17 tahun itu artinya aku sudah sangat besar dan bisa menjaga diriku sendiri walaupun tubuhku seperti ini tapi, bisakan aku belajar untuk hidup mandiri. Oppa” Kataku padanya seraya berharap oppa akan mengabulkan permintaanku.
“Baiklah kalau itu maumu tapi, kau harus tetap diikuti dari belakang dan kalau disekolah nanti kita akan pergi dan pulang sekolah bersama serta kau akan bawa bekal dari rumah oh iya dan juga kau harus membawa obatmu setiap hari !” Kata Minho oppa kepadaku.
“Ne, oppa aku akan mengikuti semua yang kau inginkan.” Kataku padanya.
Tak lama kemudian, akhirnya aku sampai juga diperusahaan sebenarnya aku sangat membenci perusahaan ini bukan karena sewaktu kecil appa dan ommaku selalu saja sibuk karena perusahaan ini tapi, aku hanya tidak suka kalau aku harus mengurus perusahaan dan mengorbankan waktu mainku bersama teman-temanku nanti.
******
Minho’s POV
Akhirnya aku dan Hye Na sampai juga di perusahaan ini, aku tahu kalau Hye Na pasti tidak akan menyukai hal ini apalagi Hye Na sangat membanci kalau harus mengorbankan waktu senggangnya hanya untuk mengurus perusahaan ini. Aku lalu menggandeng tangan Hye Na dan mengajaknya masuk kedalam perusahaan. Sesampainya diruang rapat aku lalu mengajaknya masuk namun, sepertinya ia tidak berniat untuk masuk.
“Hye Na waeyo ?” Kataku. Aku lalu melihat matanya sepertinya dia sedang memikirkan sesuatu.
“Oppa apa yang harus kulakukan aku.....aku.....aku” Aku lalu menggandeng tangannya
“Aku akan terus ada disampingmu Hye Na dan tidak akan pernah meninggalkanmu dan kau harus berani menghadapi ini semua. Kau tahu, Hye Na yang kukenal tidak akan pernah menyerah dan terus berjuang apa pun itu.”Ucapku. Aku berharap Hye Na akan menghadapi ini semua setelah mendengar kata-kataku barusan Hye Na fighting, batinku.
“Jinja ? ne, oppa aku akan mengahadapi mereka semua dan membuat appa dan omma bangga padaku dan aku juga akan membuat adikku Hye Jin bangga atas apa yang kuperbuat nantinya. Oh iya oppa nanti temani aku beli baju kantor dan perlengkapan lainnya ya oppa ?” Katanya seraya merengek padaku.
“Iya nanti akan oppa temani. Oh ya ? bagaimana kalau kita perginya sebentar sekalian oppa juga mau belanja beberapa pakaian oke ? Kajja ayo kita masuk !” Kataku padanya seraya menariknya masuk kedalam ruang rapat.
******
Hye Na’ POV
“Ah, syukurlah oppa aku bisa melewati para bapak-bapak aneh itu, semua ini berkat oppa, gomawo oppa.” Kataku pada Minho oppa.
“Itu bukan hanya karena oppa tapi, itu juga karena usahamu sendiri. Oh, iya ! oppa tidak menyangka kalau kamu bisa meyakinkan mereka ! ternyata apa yang dibilang Hye Jin benar kalau kamu pasti bisa menjadi pemimpin perusahaan yang sangat hebat walaupun umurmu masih sangat muda kamu betul-betul menuruni sifat appamu.” Kata Hye Na pada Minho oppa.
“Oh iya Hye Na aku ingin membawamu kesuatu tempat, kajja !” Kata Minho oppa padaku seraya menarik tanganku.
“Kita akan kemana oppa ?” Kataku. Aduh ! Minho oppa akan membawaku kemana, kenapa rasanya sangat misterius memangnya dia akan membawaku kemana ? oppa kenapa perasaanku sangat tidak enak.
“Itu rahasia, aku tidak akan memberitahumu karena jika kau tau kau akan sangat membenciku ?” Kata Minho pada Hye Na.
Hye Na lalu menarik tangannya dari genggaman tangan Minho dan berbalik pergi.
“Hye Na tunggu, kau mau kemana ?” Minho lalu menarik tangan Hye Na dan membawanya kesuatu tempat.
“Oppa lepaskan aku ! lepaskan, aku tidak akan ikut denganmu sebelum kau mengatakan kita akan kemana ?” Kataku padanya seraya memberontak dan berusaha melepaskan diriku darinya tapi, bagaimanapun aku tidak pernah bisa melepaskan tanganku dari genggamannya karena dia sangat kuat dan juga dia menggenggam tanganku dengan sangat kuat.
Minho’s POV
“Oppa lepaskan aku ! lepaskan, aku tidak akan ikut denganmu sebelum kau mengatakan kita akan kemana ?” Katanya padaku namun, aku malah semakin mempererat genggamanku seolah aku tidak ingin dia pergi lagi. Hye Na mianhae aku tidak bermaksud melukai perasaanmu tapi, mungkin ini yang terbaik bagimu. Batinku dalam hati.
Akhirnya, sampai juga aku dan Hye Na ketempat tujuan kami. Hye Na yang kaget melihat apa yang ada didepan kami lalu jatuh berlutut dan menangis sekeras-kerasnya.
“YA ! LEE TAE MIN, KENAPA KAU ADA DISINI ? apakah kau tau aku tidak bisa tersenyum selama 1 tahun penuh karena kau begitu jahat padaku apakah kau tau kalau aku bahkan tidak bisa mengeluarkan air mata pada saat kau meninggal tapi, kenapa aku malah menangis ketika kau dikuburkan dan kenapa aku bahkan tidak bisa berhenti menangis walaupun aku mencobanya tapi, air mata ini tidak pernah berhenti keluar. YA LEE TAE MIN BAGUN ! YA..... APA KAU TIDAK DENGAR AKU MENYURUHMU UNTUK BANGUN KENAPA KAU MALAH DIAM SAJA ! YA TAE MIN IRONA.....” Aku hanya bisa memandangnya dengan tatapan seolah-olah berkata ‘Hye Na kumohon, berhentilah menangis ! kumohon aku ada disini’. Dia tidak juga berhenti menangis sambil terus memanggil nama Tae Min.
Hye Na’s POV
Kenapa aku tidak bisa berhenti menangis padahal walau seribu kalipun aku memanggil namanya dia juga tidak akan bangun, padahal aku ingin sekali melihat senyumnya walau itu untuk yang terakhir kalinya. Kenapa aku tidak bisa membuatmu hidup kembali apa yang harus kulakukan agar kau bangun dan memelukku. Ya Lee Tae Min apa kau tau aku sangat merindukanmu, apa kau tau aku bahkan tidak bisa hidup tanpamu apa kau tau itu.
Air mataku terus saja mengalir padahal aku bahkan sudah berjanji padanya untuk tidak menangis saat berkunjung ke makamnya nanti tapi, kenapa aku bahkan tidak bisa berhenti menangis sudah berkali-kali aku mencobanya tapi, air mataku tetap saja tidak bisa berhenti.
“Hye Na, sudahlah Tae Min pasti akan sangat sedih melihatmu seperti ini kumohon berhentilah menangis, kumohon Hye Na aku tidak tahan kau terus seperti ini !” Kata Minho padaku. Yah apa yang dibilang Minho oppa ada benarnya juga kalau Tae Min melihatku seperti ini dia pasti akan sangat sedih, padahal aku tidak mau melihatnya sedih diatas sana, aku lalu berusaha untuk tersenyum walaupun saat ini aku juga ingin menangis tapi, aku harus tetap tersenyum.
“Ne, oppa aku akan berhenti menangis.” Kataku padanya.
“Hye Na ayo bangunlah aku masih ingin membawamu kesuatu tempat lagi, kajja !” Kata Minho oppa padaku.
“Oppa kita akan kemana lagi ? apa yang akan oppa lakukan dan apa yang sebenarnya oppa rencanakan hari ini ?” Kataku padanya. Kenapa hari ini oppa sangat misterius.
“Kau akan tau nanti tapi, sekarang ayo cepat kita pergi, kajja !” Kata Minho oppa padaku. Sejak kapan oppa menyusun rencana seperti ini.
Selamat tinggal Tae Min, aku akan selalu mengunjungimu dengan senyuman terbaik yang kupunya, jangan pernah lupakan aku yah Tae Min aku sangat menyayangimu, saranghae Tae Min-aah.
******
Minho’s POV
“Kau akan tau nanti tapi, sekarang ayo cepat kita pergi, kajja !” Kataku padanya. Aku tau ia, pasti sangat penasaran kemana aku akan membawanya pergi.
Tempat ini, akhirnya aku sampai juga. Aku lalu melirik Hye Na yang berada disampingku.
“Hye Na, ada sesuatu yang keluar dari matamu dan sekarang mengalir dipipimu, apa itu ?” Kataku berpura-pura tidak tau, aku hanya tidak bisa melihatnya menangis lagi. Ya ampun, Hye Na apa hari ini aku begitu jahat padamu, kenapa aku berpikiran untuk membawamu ke tempat-tempat yang tidak pernah kau kunjungi sejak 2 tahun lalu. Mianhae Hye Na aku melakukan ini semua untuk kebaikanmu.
“Oppa, kenapa oppa membawaku ketempat ini ? sebenarnya ap tujuan oppa membawaku kesini ?” Hye Na mengatakan hal itu dengan bibir yang bergetar, aku tau ia pasti menangis tapi, mianhae Hye Na aku hanya tidak ingin kau terus berada dalam keadaan seperti ini.
“Mianhae Hye Na aku tidak bermaksud seperti itu aku hanya ingin kau bisa melewati ini semua.” Kataku padanya.
“APA OPPA PIKIR DENGAN MEMBAWAKU KETEMPAT INI AKU BISA TERTAWA RIANG IYA ? APA ITU YANG OPPA INGINKAN KALAU ITU YANG OPPA MAU BAIK OPPA BERHASIL AKU AKAN TERTAWA ! HAHAHAHAHAHA, OPPA LIAT AKU TERTAWA OPPA BERHASIL !” Teriaknya padaku.
“IYA AKU INGIN KAU MELAKUKAN HAL ITU, APA KAU TAU KALAU AKU SANGAT SEDIH MELIHATMU SEPERTI INI ? APA KAU JUGA TAU KALAU AKU SELALU MELIHATMU MENANGIS SETIAP MALAM AKU HANYA INGIN YANG TERBAIK UNTUKMU APA KAU TAU ITU ? APA KAU TAU JUGA KALAU AKU SANGAT MENYAYANGIMU MELEBIHI DIRIKU SENDIRI APA KAU TAU ITU ?” Teriakku padanya.
Hye Na’s POV
“IYA AKU INGIN KAU MELAKUKAN HAL ITU, APA KAU TAU KALAU AKU SANGAT SEDIH MELIHATMU SEPERTI INI ? APA KAU JUGA TAU KALAU AKU SELALU MELIHATMU MENANGIS SETIAP MALAM AKU HANYA INGIN YANG TERBAIK UNTUKMU APA KAU TAU ITU ? APA KAU TAU JUGA KALAU AKU SANGAT MENYAYANGIMU MELEBIHI DIRIKU SENDIRI APA KAU TAU ITU ?” Teriaknya padaku.
Mianhae oppa, aku tidak tau kalau kau sangat terbebani akan sikap-sikapku selama ini. Aku hanya bisa terdiam mendengarnya mengatakan hal itu. Aku lalu bangkit dari hadapan kuburan appa, omma serta Hye Jin dan langsung memeluknya, ya aku memeluk Minho oppa.
“Oppa mianhae aku tidak bermaksud begitu padamu, tadi aku hanya kelepasan mengatakan hal itu mianhae oppa, mianhae jeongmal mianhae.” Kataku padanya seraya menangis.
“Tak apa aku tau kau tidak bermaksud seperti itu padaku tapi, jeongmal mianhae aku tidak bermaksud untuk membuat semakin sedih aku hanya ingin kau tidak lagi menangis pada malam hari sambil memandang langit malam yang gelap. Aku hanya ingin kau terus tersenyum dan kembalilah seperti Hye Na yang dulu, kumohon !”. Katanya padaku, seraya mempererat pelukannya padaku.
“Ne, oppa aku akan kembali seperti Hye Na yang dulu Hye Na yang selalu ceria, Hye Na yang tidak pernah bersedih, Hye Na yang periang, dan selalu tersenyum. Aku janji oppa aku akan kembali jadi, Hye Na yang dulu oh, ya mianhae kalau oppa selalu menunggu untuk tersenyum padamu.” Kataku padanya.
“Siapa yang menunggu senyum, aku tidak pernah menunggunya aku hanya rindu eh anni aku sangat merindukan senyumanmu Hye Na senyummu bagaikan bintang pada hidupku dan kau bagaikan matahari untuk hidupku aku sangat menyayangimu Hye Na.” Kata Minho oppa padaku.
Aku lalu semakin mempererat pelukanku terhadapnya. Minho oppa lalu mencium keningku, oppa aku juga sangat menyayangimu sangat. I Love You Minho oppa kau juga bagaikan bintang pada hidupku karena kau adalah kakakku satu-satunya, meskipun kita bukan saudara kandung tapi, aku sangat menyayangimu seperti kakakku sendiri. Gomawo oppa karena sudah mau menjadi kakak yang paling baik dan orang yang sangat berharga bagi hidupku. Gomawo oppa.
Aku dan Minho oppa lalu bergegas untuk pulang karena hari sudah sangat malam besok aku akan masuk kesekolah baruku, yey rasanya sangat menyenangkan akhirnya aku bisa bersekolah kembali selama ini aku hanya mengikuti program home schooling dirumah karena penyakitku tapi, akhirnya aku bisa sekolah lagi aku sangat senang bahkan terlalu senang. Dulu aku juga pernah bersekolah di Seoul dan disekolah itulah aku bertemu dengan Minho oppa dan Tae Min mereka adalah teman masa kecilku tapi, karena aku sering keluar masuk rumah sakit karena penyakitku maka appa dan omma memutuskan untuk memasukkanku pada program home schooling. Oh iya, kira-kira aku dan Minho oppa sudah berteman selama 10 tahun dengannya wah sudah lama juga yah, makanya tidak heran kalau aku dan dia sangat dekat bahkan ada orang yang pernah menyangka kalau aku adalah yeoja chingu dari Minho oppa, sangat lucu bukan.
Tapi, hal itulah yang membuat semakin dekat dengannya, bagiku Minho oppa bukan hanya teman atau sahabat bagiku tapi, lebih dari itu dia adalah oppaku yang paling kusayang. Oh iya sudah dulu ya sepertinya aku sudah kelamaan curhat pada bintang, oh iya kebiasaanku setiap malam adalah curhat pada bintang dulu kalau curhat pada bintang aku pasti menangis tapi, sekarang tidak lagi aku bisa tersenyum pada bintang. Selamat tidur appa, omma, Hye Jin, Tae Min, dan Minho oppa semoga kalian mimpi indah dan jangan pernah lupakan aku yah. Saranghae minna.
******
Minho’s POV
Tok, tok, tok, tok
Aku memutuskan untuk masuk kedalam kamarnya setelah ia, tidak membuka pintu kamarnya. Ternyata ia sudah tidur syukurlah ia pasti sangat lelah setelah menangis seharian tadi eh tapi, apa itu aku melihat hal yang sangat menyenangkan bagiku Hye Na ia tersenyum dalam tidurnya berarti apa yang kulakukan hari ini itu berhasil yey, betapa senangnya hatiku ini bahkan jauh lebih menggembirakan daripada memenangkan proyek miliar dolar. Selamat tidur Hye Na semoga kau mimpi indah.
Tae Min, ajuhsshi, ajuhmma, dan Hye Jin aku berhasil membuatnya tersenyum lagi aku berhasil melakukan apa yang kalian minta padaku aku telah berhasil membuatnya terseyum bahagia. Aku lalu memutuskan untuk pergi kekamarku untuk tidur karena besok aku harus bangun pagi-pagi karena besok adalah hari pertama Hye Na masuk kesekolah bersamaku, aku harap aku tetap bisa membuatnya tersenyum dan selalu menjaganya.
******

Tidak ada komentar:

Posting Komentar